بسم الله الرحمن الرحيم


Selamat Datang


Istana Cerita sebuah blog berbahasa Melayu, sebahagian besarnya dalam bahasa Malaysia, namun ada beberapa kata yang saya ambil dari bahasa Indonesia dalam usaha memudahkan penyampaian. Ada kata yang jarang kita dengar, namun tetap dapat difahami setelah melihat seluruh isi ayat.

Istana Cerita terisi berbagai himpunan genre, sebahagian besarnya tentang pengalaman perjalanan dan foto kenangan dan selebihnya tentang hal-hal yang menarik pada pandangan penulis.

Penulis dedikasikan blog ini buat semua, khasnya kepada pengagung bahasa Inggeris yang semakin bercambah di negara kita tercinta, Malaysia. Dan mengajak mereka berfikir atau paling tidak bantu beri
ilham supaya mereka yakin betapa teks dalam bahasa Melayu juga boleh diolah dengan baik dan disusun cantik membentuk himpunan kata-kata yang tak kalah hebat berbanding bahasa-bahasa lain di dunia. InsyaAllah.

Sebahagian tulisan di sini ialah tulisan lama usungan dari laman multiply penulis yang kini sudah dibubar.

Sekian. Selamat memabaca





Nafas baru memertabat bahasa Melayu

Di tengah situasi panas kesan kenaikan harga minyak, Kerajaan Malaysia mengumumkan pula rencananya untuk memperkasa bahasa Melayu, satu keputusan yang sedikit sebanyak dapat melegakan nafas pencinta bahasa yang selama ini panas telinga akibat pelaksanaan subjek sains dan matematik dalam bahasa Inggeris (SMI). Menurut Menteri Pelajaran, kerajaan tidak teragak-agak mengkaji akta bahasa jika perlu termasuk memperkenalkan dasar-dasar baru supaya kedudukan Bahasa Melayu tidak terpinggir.

Semoga kerajaan serius dengan rencananya. Semoga keputusan ini bukan satu rencana palsu yang diutarakan semata-mata untuk meredakan ketegangan bagi menyejukkan hati setengah golongan.

Saya musykil juga bila kerajaan tak pula menyentuh langsung isu SMI.  Dikhuatiri, tujuan mengkaji semula akta bahasa ini semata-mata untuk membolehkan SMI diteruskan supaya kedua-dua subjek itu tidak bertentangan dalam akta. Saya percaya, selagi sains dan matematik diajar dalam bahasa Inggeris, jangan mimpilah bahasa Melayu dapat diperkasakan dan disegani paling tidakpun dinegara sendiri.

8 ulasan:

  1. Aneh juga ya kalau suatu bangsa tak mengedepankan BAHASA nya...
    "Jika hendak melihat orang mulia, lihat pada bahasanya" kan?
    Coba lihat Filipina...anak2 mudanya tak lagi suka bercakap dalam Tagalog (Kakak ipar saya kebetulan orang Makati/Manila)...
    Bahasa Inggris memang perlu..tapi memartabatkan bahasa sendiri : PENTING JUGA!!!

    BalasPadam
  2. ya... bahasa itu jiwa bangsa. Bahasa Melayu akarnya disini, keturunannya disini dan budayanya di sini. Elemen-elemen inilah yang menjadi ikatan membentuk bangsa. tanpa salah satu elemen ini, tidak runtuhlah bangsa itu. Siapa lagi yang akan diharap untuk melestarikannya kalau bukan kita (penuturnya). Adakah dunia memandang tinggi pada bangsa-bangsa bukan Inggeris yang menuturkan bahasa Inggeris? Tinggikah martabat bangsa Filipina dan bangsa India,? Lihatlah siapa yang dipandang tinggi di dunia ini kalau bukan Jepun, Korea, Perancis (sekadar beberapa nama) yang bangga menggunakan bahasa meraka.

    BalasPadam
  3. Nah, itu tugas bersama untuk mewujudkannya. Jadi identitas kebangsaan itu penting dalam suatu negara. Iya kan?

    BalasPadam
  4. Benar sekali kata-kata kamu itu cak Nono. tapi di Malaysia ini lain. disangkakan panas sampai ke petang........., rupanya janji Menteri Pelajaran Malaysia hanya hangat-hangat tahi ayam. isu bahasa terus mati begitu saja.

    BalasPadam
  5. Lain lubuk lain ikannya, lain negara lain kebijakannya...
    Perlu ditagih tuh pemerintah disana jangan sekedar angin surga..barangkali dengan gerakan kecil-kecilan dulu supaya lebih teratur. Minimal selalu berbahasa Melayu dirumah, karena rumah dan keluarga adalah benteng terkecil yang menjadi pembentuk bangsa. Saya juga dalam menulis berusaha mengurangi kata serapan bahasa Inggris dalam kata-katanya (kecuali untuk sebagai pemancing mata belaka), samalah kayak disini, kasusnya sudah "sok Inggris".

    (Dirumah saja saya jarang sekali pakai bahasa Indonesia kok...heheheheh)

    BalasPadam
  6. Kamu dirumah 'ngomong jowo' ye Nono!! ngga apapa sih...... teruskan aja. Jangan jadi macam saya yang sudah hilang Jawanya.

    Di Malaysia ni, bukan aja bahasa nenek moyang yang dah hilang, bahasa melayu yang diangkat jadi bahasa ibu pun mulai hilang. lihat saja di kota-kota besar di Malaysia, ramai yang sudah berbahasa inggeris dirumah.... biarpun sesama melayu.

    BalasPadam
  7. Aku ni agak pening jugak...pasal anak aku ni macam mana nak aku ajar bahasa Jawa..
    Habisnya di kampung pakai bahasa Betawi/Jakarta, di sekolah diajar bahasa Indonesia, Arab & inggris...
    Nah nenek dia orang Madura, tapi sesama keluarga besar bercakap bahasa jakarta...
    Bila cuti ke Jogja aja (rumah nenek sebelah aku) dia dengar "Bahasa Jowo"...
    Macam istriku yang lahir di Jakarta pun (walau) orang Jawa tak tau lagi boso Jowo...
    Pening nggak sih?

    BalasPadam
  8. Aku juga, karena lahir dan besar di Palembang, dan hanya bekerja saja di Jakarta, kata teman2 bahasa Indonesia aku masih kental logat Palembangnya...

    BalasPadam